Bisnis.com, JAKARTA – Gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 4,9 yang mengguncang wilayah Kabupaten Bekasi pada Rabu (20/8/2025) malam berdampak pada sejumlah bangunan di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Getaran tersebut merusak hunian warga serta beberapa fasilitas umum di kawasan terdampak.
Berdasarkan laporan kaji cepat sementara Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang, kerusakan hunian terjadi di Kampung Jungkur dan Kampung Kutamaneuh, Kecamatan Tegalwaru. Dinding rumah warga di kedua kampung tersebut mengalami retak dan runtuh sebagian.
Kerusakan juga tercatat pada fasilitas pendidikan. Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kutamaneuh 2 di Kecamatan Tegalwaru melaporkan kerusakan plafon yang jebol dan menimpa beberapa meja di ruang kelas. Selain itu, dinding cungkup atap juga runtuh dan menyisakan serpihan puing di lantai sekolah.
Kondisi serupa terjadi di gedung aula serbaguna Kecamatan Pangkalan, Karawang. Plafon aula roboh dan merusak beberapa fasilitas di dalam gedung. Beruntung, saat kejadian tidak ada aktivitas di sekolah maupun aula tersebut sehingga tidak menimbulkan korban jiwa.
Berdasarkan data awal, wilayah terdampak meliputi Desa Wanakerta, Mulyajaya, dan Parungsari di Kecamatan Telukjambe Barat, serta Desa Kutamaneuh di Kecamatan Tegalwaru. Total 8 rumah dilaporkan rusak, dengan jumlah warga terdampak mencapai 20 jiwa dari 8 kepala keluarga.
Hingga Rabu (20/8) malam, tim gabungan masih melakukan kaji cepat dan pemantauan di lokasi. Data detail mengenai tingkat kerusakan maupun kemungkinan adanya korban masih dalam proses verifikasi dan akan diumumkan secara berkala.
Baca Juga
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto memerintahkan personel Kedeputian Penanganan Darurat untuk bergerak ke lokasi kemarin malam. Tim tersebut mendampingi BPBD Karawang dalam pelaksanaan penanganan darurat.
Suharyanto menegaskan bahwa keselamatan masyarakat menjadi prioritas utama. Dia meminta jajarannya memastikan pemenuhan kebutuhan dasar warga terdampak serta mempercepat upaya penanganan di lapangan.
BNPB juga terus menjalin koordinasi dengan instansi terkait di tingkat pusat dan daerah. Langkah ini diambil untuk memastikan proses penanganan berlangsung terstruktur, terkoordinasi, dan tepat sasaran.
Selain itu, BNPB mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap kemungkinan gempa susulan. Informasi resmi mengenai perkembangan situasi akan disampaikan melalui saluran komunikasi BNPB secara berkala.
Sebagai tambahan informasi, kedalaman gempa menjadi salah satu faktor utama dalam menentukan tingkat kerusakan yang ditimbulkan. Secara umum, gempa dengan kedalaman dangkal cenderung menghasilkan guncangan lebih kuat di permukaan.
Alhasil, dampak dari gempa dangkal terhadap bangunan dan infrastruktur biasanya lebih besar dibandingkan gempa yang terjadi di kedalaman lebih dalam.