Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv logo xplore

Pekan Lingkungan Indonesia 2013 Selamatkan Lingkungan, Ubah Perilaku dan Pola Konsumsi

Mungkin kita jarang, kalau tidak bisa dikatakan tidak -pernah, membayangkan kalau setiap tahunnya, terdapat sepertiga makanan yang diproduksi di bumi ini terbuang ----sia-sia. Celakanya, makanan yang dibuang itu turut andil meme-ngaruhi -terjadi-nya
MediaDigital
MediaDigital - Bisnis.com 05 Juni 2013  |  10:03 WIB

Mungkin kita jarang, kalau tidak bisa dikatakan tidak -pernah, membayangkan kalau setiap tahunnya, terdapat sepertiga makanan yang diproduksi di bumi ini terbuang ----sia-sia. Celakanya, makanan yang dibuang itu turut andil meme-ngaruhi -terjadi-nya pemanasan global.

Hal itu dikarenakan makanan yang dibuang itu menciptakan gas karbon dan metana, gas beracun yang empat kali lebih berbahaya diban-ding-kan dengan -karbon.
Secara rinci, 45% buah-buahan dan sayuran yang diproduksi setiap tahun terbuang, ikan laut sekitar 30%, sedang-kan minyak sayuran dan kacang-kacangan terbuang sampai 20%.

Data tersebut tentu sangat -memprihatinkan, karena tidak hanya menyisa-kan sampah yang belum tentu dapat di daur ulang, tapi juga -menunjukkan penggunaan sumberdaya
yang -berlebihan.

Akibatnya, mata rantai makanan dan -sumberdaya alam terbuang percuma. Lebih dari itu, fakta ini juga mencerminkan bahwa masyarakat hingga saat ini tidak memanfaatkan bahan makanan secara bijak.

Menteri Lingkungan Hidup, Prof. Dr. Balthasar Kambuaya MBA -berpendapat per-soalan lingkungan tidak dapat dilihat sebagai suatu hal yang berdiri sendiri, tapi sangat -terkait dengan perilaku manusia, terutama dalam memenuhi -kebutuhannya.

Perubahan perilaku melalui gaya hidup tentu mengubah pola ekstra sumber daya alam dan energi. Akan tetapi manusia di dorong untuk tidak menggunakan sumber daya alam secara berlebihan.
Untuk mengingatkan kesadaran dan perilaku manusia akan pentingnya lingkung-an hidup, termasuk di dalamnya bijak dalam memanfaatkan -sumber daya alam, Kementerian Lingkungan Hidup mengadakan Pekan Lingkungan Hidup Indonesia dari 30 Mei - 2 Juni lalu di Jakarta Convention Center, Hall A Senayan, Jakarta.

Pameran Lingkungan Hidup -ter-besar yang rutin diseleng-garakan setiap tahun ini -merupakan Pekan Lingkungan Indonesia (PLI) yang ke-17 sebagai rangkaian peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia.

Kali ini, pameran diikuti oleh 240 peserta, yang terdiri dari instansi pemerintah provinsi sebanyak 13 stan, pemerintah kabupaten/kota ada 88 stan, dunia usaha 97 stan, -kementerian/instansi pemerintah 26 stan, LSM/asosiasi ada 23 stan dan media 2 stan.

Pameran ini juga dimeriahkan -dengan lomba menggambar dan mewarnai bagi anak sekolah yang diikuti oleh 900 pe-serta, Eco Driving Workshop dan Rally -dikuti oleh 100 peserta, lomba Green Music oleh 30 -kelompok boy band dan girl band peserta.

Selain itu, ada juga Eco Creative yang -diikuti 30 peserta mewakili dunia usaha dan pemda, Fun Walk and Fun Bike dikuti 2.000 peserta dan seminar, serta workshop tingkat nasional dengan mengha-dirkan para ahli di bidangnya untuk lingkungan hidup.

Ubah perilaku

Pada tahun ini, tema Utama dari pameran ini adalah‘Ubah Perilaku dan Pola Konsumsi Untuk Selamatkan Lingkungan’, mengikuti tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang dikeluarkan oleh Badan Lingkungan Hidup PBB, United Nations Environment Programme (UNEP), yaitu‘Think.Eat.Save’.

Tema ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang mudah dan membuka kesadaran atas -pentingnya menyikapi -pemanfaatan mata rantai makanan dan sumber daya alam, termasuk pemanfaatan bahan makanan secara bijak.

PLI 2013 merupakan ajang -kampanye lingkung-an untuk mempengaruhi perilaku masyarakat untuk beralih kepada perilaku ramah lingkungan.

Semua bentuk informasi kehidup-an yang ramah lingkungan, produk ramah lingkungan dan mengenai upaya pemerintah, swasta, serta pemangku kepentingan dalam menjaga kehidupan yang ramah lingkung-an, tersaji dalam satu arena.

Pada kesempatan itu, Menteri Lingkungan Hidup menyerahkan sertifikat akreditasi -lembaga pelaksana pendidik-an dan pelatihan (diklat) untuk jenis Diklat Penyusunan Amdal.

Sertifikat tersebut diberikan untuk Pusat Penelitian dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 

 

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (PPLHLPPM) Universitas Sebelas Maret, Surakarta dan Pusat Penelitian dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin.

Akreditasi diberikan pada lembaga diklat lingkungan hidup yang berhasil memenuhi -kriteria-kriteria yang ditetapkan agar diklat dapat dilakukan dengan baik, benar secara massif dan terkendali serta memenuhi -standar mutu yang ditetapkan.

Selain itu, dalam pembukaan PLI 2013 dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) Tripartit antara Kementerian Lingkungan Hidup, Yayasan Dana Sejahtera Mandiri dan Universitas Trilogi -tentang Pemberdayaan Masyarakat dalam Percepatan Pencapaian MDG’s.

Kegiatan pameran ini dilaksanakan dengan mengusung konsep Zero Waste Event, yaitu selama kegiatan ini berlangsung, tidak sedikit pun sampah yang keluar dari lokasi.

Pada saat penutupan acara PLI akan -dipaparkan jumlah sampah yang dihasilkan dari kegiatan dan hasil pengolahan sampah itu, sehingga dapat dihitung nilai ekonomi dari sampah-sampah tersebut.

Salah satu peserta di pameran Pekan Lingkungan Indonesia ada kelompok Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kalimantan Tengah yang memaparkan tentang program -penanaman kembali hutan yang gundul, pemanfaat-an lahan-lahan terlantar, sosialisasi dan -edukasi.

Menurut Sekretaris BLH Kalimantan Tengah Erny, pihaknya ikut berpartisipasi mendirikan stan sebagai salah satu bentuk kepedulian daerah terhadap kondisi lingkung-an
yang makin memperihatinkan.

“Kalimantan Tengah memiliki struktur tanah gambut yang rentan dan rawan -terbakar. Jika terus dibiarkan akan berujung pada kebakaran hutan yang mengeluarkan emisi,” -ungkapnya saat -pameran itu.

Selain itu, masalah lainnya di daerah ter-sebut adalah illegal -logging di kawasan hutan lindung yang hingga kini masih belum dapat diatasi, sehingga dibutuhkan ketegasan hukum dari pemerintah pusat maupun -daerah.

Untuk mengatasi berbagai permasalahan kondisi kawasan yang rusak lingkungannya, BLH Kalimantan Tengah memanfaatkan lahan-lahan terlantar, terutama pada saat musim kemarau dengan cara -menanam -tumbuhan dan buah-buahan.

BLH Kalteng juga -mendirikan sekolah‘Sobat Bumi’ bagi an-ak usia dini -sebagai salah satu cara untuk mengubah perilaku masyarakat sekitar agar tidak menebang hutan -seenaknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

lingkungan info csr

Sumber : Marketing Digital

Editor : News Editor

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini Lainnya

    back to top To top