Bisnis.com, JAKARTA - Akhir-akhir ini, masyarakat dihebohkan dengan berita meninggalnya turis asal Brasil, Juliana Marin saat menuju puncak Gunung Rinjani, tepatnya di Letter E.
Dilansir dari Independent, Rabu (26/5/2025), Juliana adalah seorang penari dan humas dari Niterói yang merupakan sebuah kota di seberang teluk dari Rio de Janeiro. Juliana juga sering mengunggah perjalanan petualangannya, pada akun Instagram pribadi miliknya @ajulianamarins.
Akun dengan dengan jumlah 414 ribu pengikut tersebut, digunakan oleh Julian untuk mengabadikan keindahan alam yang berhasil ditempuh olehnya. Pada postingan terakhir, ia mengunggah foto dan video keindahan alam Indonesia dan diberi caption “Never try never fly”.
Makna dari caption tersebut memperlihatkan keberanian Juliana dalam mengeksplorasi berbagai keindahan alam di berbagai belahan dunia. Namun, petualangan tersebut berakhir dengan duka dan kenangan dirinya di Gunung Rinjani pada Juni 2025.
Juliana telah melakukan perjalanan backpacker melintasi kawasan Asia sejak Februari, dan mengunjungi beberapa negara seperti Filipina, Vietnam, Thailand, dan Indonesia. Postingan di media sosial pribadinya, menjelaskan rasa cintanya pada dunia tari dan petualangan alam.
Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas wafatnya Juliana De Souza Pereira Marins (27), pendaki asal Brasil, yang terjatuh di jalur pendakian menuju Puncak Rinjani 21 Juni 2025 dan jenazahnya telah berhasil dievakuasi pada tanggal 25 Juni 2025.
Juliana pergi mendaki bersama dengan 5 turis asing lainnya dan seorang pemandu lokal. Saat hendak menuju puncak pada subuh, dia merasa kelelahan dan menepi hendak buang air kecil. Namun, ternyata tim serombongannya sudah berada di depannya.
Saat hendak buang air kecil, kemudian guide menyusul tim yang di depan agar meminta rombongan menunggu Juliana. Namun, selang beberapa saat Juliana tak kunjung muncul, ketika gelap subuh.
Sebagai informasi Letter E, termasuk dalam zona kematian di Indonesia, sebag masuk dalam kategori vegetasi mati, tidak ada pohon di lokasi tersebut, hanya beberapa bunga edelweis.
Di Sabtu pagi, dia dikabarkan kehilangan keseimbangan dan jatuh dari tebing sekitar 600 meter. Kronologi tersebut terjadi sekitar pukul 06.30 pagi waktu setempat, tepatnya di jalur kecil yang dikelilingi oleh tepi kawah di sekitar Gunung Rinjani.
Awalnya, Juliana terlihat bergerak dari hasil pantauan drone yang dilakukan oleh tim SAR setempat. Namun, upaya penyelamatan tersebut gagal oleh adanya kabut dan medan tebing yang curam. Setelah empat hari pencarian, Juliana berhasil dievakuasi dan dinyatakan meninggal di tempat.
Dikutip dari Reuters, "Setelah empat hari bekerja, terkendala oleh cuaca buruk, medan, dan kondisi jarak pandang di wilayah tersebut, tim dari Badan Pencarian dan Pertolongan Indonesia menemukan jasad turis Brasil tersebut," kata pemerintah Brasil melalui pernyataan singkat.
Selain itu, Kepala Kantor SAR Muhammad Hariyadi menjelaskan bahwa Juliana terjatuh dari tebing dan tidak masuk ke dalam kawah gunung berapi. Di hari Sabtu Juliana berada di kedalaman 150 meter, hingga akhirnya di hari Senin ia kembali terjatuh hingga kedalaman 600 meter.
Pada hari Selasa, pencarian dilanjutkan dengan melibatkan lima puluh pasukan untuk turun dan mencari jenazah Juliana di kedalaman 600 meter. Menurut Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Mohammad Syafii, mengatakan salah satu penyelamat berhasil mencapai korban pada kedalaman 600 meter.
“Selain itu, saat diperiksa tidak ada tanda-tanda kehidupan. Tiga penyelamat mendekati korban dan memastikan dia telah meninggal,” ungkapnya.
Setelah ditemukan, jenazah tersebut langsung dibawa ke basecamp Sembalun. Saat ini, jenazah Julian berada di Rumah Sakit Bhayangkara, Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) di Mataram, dan akan menjalani proses autopsi.
Dikutip dari Independent, setelah kematiannya dikonfirmasi pada hari Selasa, keluarganya memposting tulisan yang sangat haru. “Hari ini, tim penyelamat berhasil mencapai tempat Juliana Marins berada. Dengan sangat sedih, kami memberitahu Anda bahwa dia tidak selamat. Kami tetap sangat berterima kasih atas semua doa, pesan kasih sayang, dan dukungan yang telah kami terima,” ungkap keluarga Juliana Marins. (Maharani Dwi Puspita Sari)