Survei IPO Rapor Kinerja Menteri Kabinet Merah Putih Prabowo, Siapa Paling Kerja?

Nama Zulkifli Hasan dinilai publik sebagai Menko berkinerja terbaik dalam enam bulan pertama Kabinet Prabowo.
Presiden Prabowo Subianto melakukan swafoto bersama pejabat di Kabinet Merah Putih yang di acara Retreat yang digelar di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Provinsi Jawa Tengah, resmi berakhir pada Minggu, 27 Oktober 2024. Dok Setpres RI
Presiden Prabowo Subianto melakukan swafoto bersama pejabat di Kabinet Merah Putih yang di acara Retreat yang digelar di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Provinsi Jawa Tengah, resmi berakhir pada Minggu, 27 Oktober 2024. Dok Setpres RI

Bisnis.com, JAKARTA — Enam bulan sudah Kabinet Merah Putih di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto berjalan. Dalam rentang waktu itu, publik mulai membentuk persepsi terhadap para menteri yang menjadi wajah utama pemerintahan.

Lembaga riset Indonesia Political Opinion (IPO) pun mencoba memotret hal tersebut melalui survei nasional terbaru mereka.Hasilnya, dari jajaran Menteri Koordinator, Zulkifli Hasan yang menjabat sebagai Menko Bidang Pangan muncul sebagai sosok yang paling diapresiasi publik. Dia mencatatkan skor 11,3%, tertinggi dibandingkan koleganya sesama menko.

Di bawahnya menyusul Menko Ekonomi Airlangga Hartarto (9,9 %), Menko Infrastruktur Agus Harimurti Yudhoyono (7%), serta Menko Hukum dan HAM Yusril Ihza Mahendra (4,5%).

Namun yang menarik, lebih dari 62% responden memilih untuk tidak menjawab atau menyatakan tidak tahu. Angka yang sangat besar ini mengindikasikan bahwa sebagian besar masyarakat masih belum memiliki gambaran yang jelas tentang kinerja para pejabat negara, atau mungkin merasa belum cukup informasi untuk memberikan penilaian.

Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah, menyebut bahwa capaian Zulkifli Hasan mencerminkan apresiasi masyarakat terhadap upaya pemerintah dalam menangani isu-isu krusial di sektor pangan, termasuk stabilitas harga dan distribusi bahan pokok. “Kinerja Zulkifli Hasan dalam menangani masalah ketahanan pangan selama masa sulit ini mendapat pengakuan dari masyarakat,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (31/5/2025).

Namun, Dedi tak menampik bahwa angka 62,5% responden yang tak menjawab adalah sinyal kuat bagi pemerintah untuk lebih transparan dan komunikatif. “Ini bukan hanya soal kerja, tapi bagaimana menyampaikan kerja itu ke masyarakat. Pemerintah perlu lebih proaktif menyampaikan program dan capaian agar publik mampu menilai secara utuh,” ujarnya.

Dia juga mengingatkan bahwa penilaian publik bukanlah tujuan akhir. Tantangan terbesar tetap terletak pada pencapaian konkret di lapangan. “Kinerja positif itu penting, tapi lebih penting lagi adalah hasil nyata. Sektor pangan punya tantangan besar ke depan, dan inovasi serta solusi berkelanjutan mutlak diperlukan.”

Dedi menyarankan agar seluruh menteri menjadikan hasil survei ini sebagai refleksi, bukan sekadar kompetisi. “Kepercayaan publik harus dibangun lewat kerja keras dan keberlanjutan. Mendengar masyarakat dan menjawab kebutuhan mereka adalah kunci membangun pemerintahan yang dipercaya,” tambahnya.

Survei IPO ini melibatkan 1.200 responden, dilakukan dengan metode multistage random sampling. Margin of error tercatat sebesar 2,9%, dengan tingkat kepercayaan 95%—cukup solid untuk mencerminkan persepsi publik secara nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Plus logo

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro