Wapres Ma'ruf Amin menjelaskan rencana pemerintah terkait impor beras untuk mencukupi kebutuhan nasional.

Pemprov Jabar dan Jatim mengeklaim telah surplus produksi beras dan meminta pemerintah pusat untuk tidak melakukan impor tahun ini.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan harga beras masih menyumbang inflasi pada November 2022.

Bapanas melaporkan bahwa cadangan beras Bulog per November 2022 ini berada di posisi 569.000 ton.

BPS mengatakan Kementan menggunakan data yang bersumber dari BPS pada saat survei stok beras nasional sepanjang periode Maret-Juni 2022.

Pedagang Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) mengklaim pasokan beras makin menipis karena kurangnya pasokan dari Bulog dan daerah.

Stok beras Bulog diproyeksikan hanya tersisa di kisaran 399.550 jika tidak ada serapan hingga akhir 2022.

Industri konstruksi akan tetap mendapatkan proyek pada tahun depan. Sementara itu, kondisi ketahanan pangan dalam negeri menuju titik mengkhawatirkan.

Dirut Bulog, Budi Waseso (Buwas) menjelaskan alasan pihaknya mendorong pemerintah segera melakukan impor beras.

Cadangan Beras Pemerintah (CBP) per 22 November yang ada di Bulog saat ini kurang dari 600.000 ton.

Apabila Perum Bulog tidak bisa menambah stok beras hingga 1,2 juta ton sampai akhir tahun, akan sangat berbahaya bagi stabilitas nasional.

Guru Besar IPB menilai impor beras dinilai tidak memberikan manfaat tetapi berisiko merugikan petani saat panen.

Serikat petani mempertanyakan kinerja Bapanas sebagai pengambil otoritas dalam urusan cadangan pangan terkait dengan usulan impor beras.

Setelah berhasil mencapai swasembada beras selama tiga tahun berturut-turut, Indonesia kini akan kembali impor beras.

Perum Bulog tidak dapat menyanggupi harga yang ditawarkan pasar, yakni di angka Rp10.300 per kilogram (kg)

Secara kumulatif, Perum Bulog telah menyalurkan sebanyak 821.167 ton cadangan beras pemerintah untuk stabilisasi harga.