Bisnis.com, JAKARTA — Desainer muda berbakat Bram Patria Yoshugi adalah sosok di balik logo peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia yang baru saja diluncurkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Bram adalah Art Director di studio desain ternama Thinking Room, dan saat ini berdomisili di Bandung. Bram merupakan lulusan Desain Komunikasi Visual dari Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung (ITB). Dia menyelesaikan pendidikannya pada tahun 2016 dan sejak itu aktif berkiprah di industri kreatif, khususnya dalam bidang desain grafis.
Selain bekerja di Thinking Room, Bram juga merupakan anggota Asosiasi Desainer Grafis Indonesia (ADGI), organisasi profesional yang menaungi para desainer grafis di Indonesia. Lewat kolaborasi bersama ADGI, Bram turut berkontribusi dalam proses perancangan logo HUT ke-80 RI yang kini digunakan secara resmi.
Gaya desain Bram dikenal mengedepankan prinsip minimalis namun tetap sarat akan makna. Hal ini tampak jelas pada logo HUT ke-80 RI yang dirancangnya mengusung angka "80" sebagai simbol visual utama, dengan filosofi yang merepresentasikan persatuan, kedaulatan, kesejahteraan rakyat, dan kemajuan Indonesia.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto secara resmi meluncurkan logo peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/7). Meskipun tampil dengan gaya visual yang simpel dan minimalis, logo tersebut menyimpan perjalanan panjang serta pemikiran mendalam dari Bram
"Kalau untuk inspirasinya sendiri sih sebenarnya kita ngeliat dari tema besarnya dulu. Seperti yang tadi udah diucapkan juga oleh Pak Presiden. Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, dan Indonesia Maju," kata Bram saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (23/7/2025).
Baca Juga
Makna dan Proses di Balik Desain Logo HUT ke-80 RI
Berangkat dari tema besar tersebut, Bram dan tim mulai merancang bentuk angka "80" sebagai elemen utama dalam desain logo peringatan delapan dekade kemerdekaan Indonesia.
"Untuk angka 8 dan 0-nya sendiri, mereka punya inti yang sama, yaitu bersatu berdaulat. Selain itu dia juga ada garis yang melambangkan kesejahteraan rakyat. Dan juga secara bentuk utuh dia adalah Indonesia Maju. Kira-kira kayak gitu," ucapnya.
Berbeda dari desain logo tahun-tahun sebelumnya yang banyak mengandung unsur bendera atau simbol-simbol budaya, konsep kali ini dirancang untuk menandai babak baru. Menurut Bram, perubahan gaya tersebut disesuaikan dengan semangat zaman.
"Kalau untuk sekarang, kita sebenarnya mungkin memasuki era yang baru juga ya, di dekade yang baru 80. Jadi kita pengen hadirkan sesuatu yang fresh juga, yang mungkin bisa dibilang baru juga semangatnya, tapi semuanya tetap lantang, berani, dan juga kita tetap pengen bisa merepresentasikan Indonesia secara utuh," katanya.
Sementara itu, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyampaikan bahwa desain logo ini dipilih melalui sayembara nasional yang digelar bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta ADGI.
"Jadi dari Pak Menteri Ekraf, bersama-sama dengan teman-teman dari Asosiasi Desain Grafis, ini ada beberapa alternatif desain yang sudah hasil dari sayembara terpilih. Dari 245 dipilih menjadi 5 besar. Dari 5 besar itu kemudian kita laporkan kepada Bapak Presiden dan Bapak Presiden melihat semuanya. Melihat satu persatu, kemudian memutuskan untuk memilih desain yang dibuat oleh Asosiasi," ujar Prasetyo.
Munculnya spekulasi publik mengenai keterlambatan peluncuran logo juga dijawab oleh Mensesneg. Ia menegaskan bahwa keterlambatan tersebut disebabkan oleh faktor teknis semata.
"Gak ada masalah, ini cuma masalah waktu aja. Sekarang semuanya sudah ada logonya, dipersilahkan untuk dipakai untuk seluruh rakyat Indonesia," jelasnya.
Di sisi lain, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya turut menanggapi kekhawatiran para pelaku UMKM terkait waktu peluncuran logo yang dianggap terlalu mepet dengan jadwal kegiatan perayaan kemerdekaan. Menurutnya, semua tahapan telah melalui pertimbangan yang matang.
"Alhamdulillah hari ini sudah diluncurkan langsung tadi, dengan para kepala daerah, kementerian-lembaga, kemudian juga perwakilan kita di luar negeri, dan mudah-mudahan ini bisa dilakukan. Tapi kita sangat mengapresiasi kerja keras dari ADGI, Asosiasi Desain Grafis Indonesia, kemudian juga kementerian Sesneg. Mudah-mudahan ini membawa semangat perjuangan dan semangat terhadap Dirgahayu Indonesia ke-80," kata Riefky.