Cadangan batu bara Blok Kohong Telakon terbukti hanya berada di kisaran 32 juta ton, jauh dari portofolio aset milik PTBA.

Proyeksi harga batu bara, komoditas ekspor unggulan Indonesia, pada tahun depan cenderung kelabu sekalipun China, importir terbesar batu bara termal, diharapkan akan membuka…

Harga batu bara bakal diperkirakan akan kembali ke level US$200 per ton seiring dengan prediksi perlambatan ekonomi global tahun depan.

PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) optimistis pendapatan dari penjualan batu bara hingga akhir tahun ini mampu tumbuh signifikan dari tahun lalu.

Pemerintah memsatikan due date pungutan bakal dilaksanakan sejak badan layanan umum (BLU) batu bara itu berdiri efektif pada triwulan pertama tahun depan.

Harga batu bara acuan (HBA) Desember 2022 di angka US$281,48 per ton atau turun 8,67 persen.

Bumi Resources (BUMI) melihat tidak ada kenaikan kapasitas produksi batu bara yang signifikan baik sekarang maupun dalam jangka menengah.

Kebijakan Zero Covid yang masih diadopsi oleh China, berpeluang memberikan sentimen negatif terhadap pergerakan harga batu bara, CPO dan komoditas lainnya.

Nasib harga dan saham batu bara pada 2023 ditentukan oleh berbagai faktor mulai dari kondisi geopolitik hingga kondisi cuaca.

Analis menilai penurunan IHSG masih wajar karena tertekan saham batu bara, sementara maraknya emiten baru belum mampu menopang IHSG.

Saham emiten batu bara tertekan rencana penyetopan PLTU dan penurunan harga batu bara global sekitar 20 persen dari puncak tertingginya pada 2022.

Harga batu bara acuan (HBA) November 2022 ditetapkan sebesar US$308,2 per ton atau turun 7,39 persen dibandingkan HBA Oktober 2022.

Harga komoditas energi seperti minyak, gas alam, dan batu bara diproyeksi akan kembali alami pertumbuhan meskipun tertekan krisis energi dunia dan angka inflasi

PLN diperkirakan membutuhkan dana mencapai US$32,1 miliar atau setara dengan Rp475,4 triliun untuk menyetop operasi PLTU batu bara hingga 2050.

"Price reversal dari harga komoditas [seperti batu bara hingga CPO] bisa menekan surplus perdagangan pada bulan Oktober."

Harga batu bara diperkirakan tetap tinggi sehingga saham emiten BUMI, ADRO, PTBA, dsb ikut bergerak di zona hijau.