Laporan S&P Global menunjukkan Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur RI berada pada level 54,2 atau naik 1,5 poin dibandingkan 52,7 pada bulan sebelumnya.
Kemenperin beralasan indeks manufaktur menyasar responden dari banyak subsektor, karena itu bisa tak sejalan dengan banyaknya pabrik padat karya yang tutup.
Realisasi pertumbuhan industri pengolahan atau manufaktur di bawah target, subsektor padat karya seperti tekstil, alas kaki, hingga furnitur megalami kontraksi.
Peningkatan realisasi investasi sektor industri pengolahan belum diikuti pembukaan lapangan kerja yang luas. Dalam beberapa tahun, jumlahnya terpangkas.
Indeks manufaktur Indonesia pada Desember 2023 menggenapkan ekspansi kegiatan pabrik sepanjang tahun lalu, sekaligus menjadi salah satu yang terbaik di Asia.