Emiten farmasi Kimia Farma (KAEF) telah merealisasikan 25 persen belanja modal (capex) per juni 2023. Mayoritas dana dipergunakan untuk pembukaan apotek baru.
Melemahnya nilai tukar rupiah membuat emiten farmasi, Kalbe Farma (KLBF) dan Kimia Farma (KAEF) harus merogoh kocek lebih dalam untuk membeli bahan baku obat.
PT Kimia Farma (KAEF) menargetkan pertumbuhan penjualan produk naik di atas 15 persen sepanjang tahun 2023 usai menjalin kerja sama dengan Kalbe Farma (KLBF).
PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) telah menyerap Rp90 miliar dari dana anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp1,2 triliun untuk 2023.
PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) melaporkan telah memperoleh dana Rp315,89 milair dari aksi rights issue dalam bentuk penerbitan obligasi wajib konversi (OWK).
PT NSI yang merupakan produsen bahan kimi asal Jepang ini menjadi satu-satunya perusahaan di Asia Tenggara yang memproduksi Acrylic Acid dan Acrylic Esters.
PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) mencatatkan penurunan laba bersih hingga 93 persen karena masuknya investor baru menggerus kontribusi dari anak usaha apotek.
Selama Januari—Maret 2023, total penjualan bersih Phapros (PEHA) mencapai Rp260,97 miliar atau turun 3,07 persen dibandingkan dengan periode yang sama 2022.