Bisnis.com, JAKARTA - Saat ini banyak perusahaan yang mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK), merumahkan ribuan karyawan. Di sisi lain, banyak pula angkatan kerja yang masih menganggur dan belum mendapat pekerjaan.
Banyak sarjana akhirnya bekerja tidak sesuai dengan jurusan kuliahnya, bahkan bekerja sebagai tukang ojek online, pengepul sampah, dan pekerjaan lainnya yang sebenarnya tak perlu gelar sarjana. Lalu apa masalahnya?
Sales Director Jobstreet Indonesia Wisnu Dharmawan, mengatakan bahwa meski banyak terjadi PHK, tapi juga banyak muncul pekerjaan di bidang-bidang baru.
Perubahan yang sangat cepat, terlebih di era teknologi dan AI sekarang ini menyebabkan banyak talenta yang tidak relevan.
"Banyak kita yang punya skill tertentu mulai tidak relevan, di sisi lain banyak kebutuhan skill baru, jadi sebenarnya banyak lapangan kerja baru tapi orang-orang belum banyak yang punya skill yang dibutuhkan, yang menyebabkan kekurangan tenaga kerja padahal banyak lapangan kerja dan banyak yang belum bekerja," ungkap Wisnu dalam kunjungan ke Bisnis Indonesia, Rabu (30/7/2025).
Di era seperti sekarang ini, Wisnu mengatakan kemampuan yang menonjol adalah orang yang mudah beradaptasi dan belajar dengan cepat.
Baca Juga
"Kalau dulu kita kuliah bisa cari kerja yang relevan sesuai jurusan, kalau sekarang belum tentu masih bisa. Bahkan sekarang karyawan yang sudah sangat senior pun tetap harus terus belajar hal baru, karena hal baru itu dulu belum ada. Kalau sudah senior belum tentu lebih paham, bisa jadi karyawan baru malah lebih tahu," imbuhnya.
Lalu, bagaimana caranya bisa tetap relevan dan mudah beradaptasi?
Di masa kini, bagi pemimpin atau pengambil keputusan, tidak bisa berpikir dan terus berkaca ke belakang, tapi juga harus berpikir tentang skenario di masa depan.
"Kalau dulu kita selalu forecasting berdasarkan apa yang ada di masa lalu. Tapi sekarang kita harus bisa pintar-pintar juga memprediksi dan melihat masa depan akan terjadi apa, kemungkinan apa yang mungkin terjadi sebelum membuat keputusan," terangnya
Meskipun tidak semua skenario mungkin benar dan akan terjadi, tapi dengan memandang kemungkinan ke depan banyak yang bisa diantisipasi.
Termasuk untuk merekrut pekerja baru, saat ini tidak hanya memberi syarat yang sesuai, tapi juga kemampuan yang bisa diterapkan dan relevan 5-20 tahun ke depan.
"Mungkin jadi perusahaan akan cari mereka yang mudah dan cepat belajar, jadi skill baru apa pun yang mereka butuhkan mereka bisa cepat adaptasinya. Kemampuan belajar cepat ini yang akan mendukung individu dan perusahaan lebih adaptable dan agile," ungkap Wisnu.