PALEMBANG — Provinsi Sumatra Selatan mencatatkan lonjakan ekspor 102,39% pada semester I/2017 berkat kenaikan pengapalan komoditas nonmigas karet dan batu bara.
Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumatra Utara optimistis kinerja ekspor sepanjang tahun ini lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya pada kisaran 3%-5%.
Gapkindo Sumatra Utara mencatat, hingga Oktober 2016, realisasi ekspor karet masih terus menurun yakni 5,33% atau hanya 346.239 ton dari periode yang sama pada tahun lalu…
Harga ekspor karet SIR 20 di pasar internasional bergerak naik terus atau sudah US$1,6 per kilogram akibat turunnya produksi di tiga negara penghasil komoditas tersebut menyusul…
Kebijakan pemerintah untuk mengendalikan ekspor karet guna mengerek harga komoditas itu tidak berdampak sebanding pada petani. Hingga saat ini, harga karet di tingkat petani…
Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumatra Utara akan menghentikan kontrak ekspor jangka panjang akibat harga yang masih cenderung terus menurun.
Sepanjang semester I/2016, kinerja volume ekspor karet Sumatra Utara mengalami penurunan 5% yakni hanya 208.021 ton dibandingkan dengan semester I/2015 218.902 ton.
International Tripartite Rubber Council (ITRC) mulai membatasi volume ekspor karet pada bulan ini. Sumatra Utara mendapatkan pembatasan 38.000 ton hingga 6 bulan ke depan.
Ekspor produk karet dari Jawa Barat ke luar negeri sampai sekarang masih menempati urutan ketiga setelah elektronik dan komponen otomotif, serta barang tekstil.
Nilai ekspor karet dan barang dari karet Sumatera Utara hingga triwulan III/2014 turun 28,51% menjadi us$1,154 miliar akibat masih anjloknya harga jual.
Ekspor karet Indonesia mulai seret akibat semakin meningkatnya pasokan dari berbagai negara di tengah stagnannya permintaan atau daya serap pasar global terhadap karet.