Pasar obligasi pada Senin (7/10/2024) berisiko menghadapi peningkatan volatilitas sejalan dengan kenaikan yield US Treasury dan depresiasi rupiah.

Bisnis, BANDAR LAMPUNG — BUMN pembiayaan perumahan, PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF berencana akan menerbitkan obligasi sekali lagi di 2024.

Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan terdapat 21 emisi dari 16 penerbit efek bersifat utang dan dan sukuk (EBUS) yang berada dalam pipeline.

Pefindo menilai penerbitan obligasi korporasi akan menjadi pilihan bagi korporasi untuk mendanai kebutuhan modal kerja di era suku bunga rendah.

BEI mencatat total nilai emisi obligasi dan sukuk mencapai Rp90,79 triliun hingga akhir pekan ini.

Pasar obligasi Indonesia menarik perhatian investor asing ketika memasuki era suku bunga rendah.

PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) meramal pasar obligasi RI bakal moncer saat suku bunga acuan turun.

Anak usaha PT Delta Dunia Makmur Tbk. (DOID) mengincar dana segar dari penerbitan obligasi senilai Rp1 triliun pada paruh kedua tahun ini.

Pasar obligasi Indonesia mencatat kinerja positif pada Agustus 2024. Ke depan, prospeknya dibayangi oleh ekspektasi pelonggaran kebijakan suku bunga The Fed.

Pemerintah telah merilis transaksi penerbitan surat utang negara dalam dua mata uang senilai US$1,8 miliar dan 750 juta euro.

Ekspektasi penurunan suku bunga acuan The Fed semakin menguat dan akan diikuti oleh penurunan BI Rate. Bagaimana dampaknya ke prospek pasar obligasi Indonesia?

Pemerintah mengantongi Rp27 triliun dari hasil lelang SUN yang dilaksanakan pada hari ini, Selasa (20/8/2024). Permintaan investor membludak.

Faktor geopolitik seperti perang yang terjadi di Timur Tengah, mempengaruhi pasar obligasi dan pasar saham di Indonesia.

POJK Nomor 10 Tahun 2024 tentang penerbitan obligasi dan sukuk daerah dinilai dapat menjadi katalis positif bagi pelaksanaan Pilkada.

Pemerintah melelang tujuh seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara pada hari ini, Selasa (13/8/2024).

PT Kereta Api Indonesia (Persero) menerbitkan obligasi dan sukuk senilai total Rp1 triliun untuk mendanai pengadaan gerbong datar dan lokomotif.