Sejumlah raksasa investasi global seperti Blackrock, Fidelity International, Robeco dan Abrdn memandang India dan Indonesia memiliki prospek menarik di Asia.
Permintaan batu bara dari India berpotensi mengalami penurunan untuk pertamakalinya sejak pandemi Covid-19. Kondisi ini tentu menjadi alarm bagi Indonesia.
Bisnis, JAKARTA — Pemerintah India menerima komitmen investasi semikonduktor atau cip senilai senilai US$21 miliar yang berasal dari perusahaan lokal murni, asing murni,…
India mengajak swasta untuk berinvestasi di pembangkit listrik energi nuklir (PLTN) dengan total nilai sekitar US$26 miliar atau setara Rp406,9 triliun.
Bisnis, JAKARTA — India memburu investasi dengan nilai mencapai US$100 miliar hingga 15 tahun ke depan dari sejumlah negara Eropa yang merasa terbantu atas kemudahan akses…
Lonjakan saham-saham energi terbarukan atau EBT justru membawa kekhawatiran tersendiri bagi sejumlah investor di India, karena faktor valuasi dan fundamental.
India mulai menoleh ke pembngkit listrik tenaga angin setelah mengembangkan penggunaan listrik surya, di tengah konsumsi btu bara yang masih menjulang.
Emiten batu bara Indika Energy (INDY), Bukit Asam (PTBA), Harum Energy (HRUM) dan Adaro Energy (ADRO) masih menarik minat investor kakap seperti Blackrock.
Harga batu bara Indonesia menurun di tengah perkiraan melonjaknya produksi. Permintaan dari China dan India jugalemah sehingga berpotensi memberi tekanan.