Saham Telkom (TLKM) berada di zona merah. Selain investor asing yang melepas sahamnya, kinerja TLKM yang sedikit tertekan.  Namun, masih ada asa bagi saham TLKM

Emiten afiliasi Pandu Sjahrir, TBS Energi Utama (TOBA) berencana melakukan buyback dan menyiapkan dana sebesar Rp474 miliar untuk aksi korporasi ini.

Harita Nickel (NCKL) mendapat angin segar dari komitmen penghiliran nikel Prabowo Subianto. Saham NCKL direkomendasikan mayoritas analis.

Harga emas Antam pada perdagangan hari ini, Minggu (29/9/2024) jalan di tempat alias stagnan dibandingkan dengan hari sebelumnya.

RUPSLB Harum Energy (HRUM) menyetujui pembelian kembali atau buyback sebanyak 849 juta saham.

Sebanyak tiga emiten sedang merancang aksi buyback saham pada paruh kedua tahun ini. Aksi itu diharapkan memberi nilai tambah untuk investor.

Emiten batu bara milik konglomerat Kiki Barki Harum Energy (HRUM) akan meminta restu aksi korporasi buyback.

Saham treasuri GOTO bertambah 700 juta saham pada akhir Agustus 2024, seiring dengan rencana buyback perseroan.

Bank Raya (AGRO) mengatakan langkah buyback telah diperhitungkan matang sekaligus disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).

PT Harum Energy Tbk. (HRUM) menggelar RUPSLB untuk meminta restu pemegang saham atas rencana buyback saham perseroan dengan alokasi dana maksimal Rp1 triliun.

RUPSLB PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) menyetujui agenda pembelian kembali (buyback) saham serta perombakan jajaran pengurus perseroan.

Usulan PT GTS Internasional Tbk. (GTSI) untuk melaksanakan pembelian kembali saham atau buyback saham mendapat lampu merah dari pemegang saham perseroan.

Saham PT Harum Energy Tbk. (HRUM) melonjak lebih dari 13% pada perdagangan Senin (12/8/2024). Tersengat sentimen rencana buyback saham?

Emiten batu bara dan nikel milik konglomerat Kiki Barki Harum Energy (HRUM) menyiapkan dana Rp1 triliun untuk pembelian kembali atau buyback saham.

CEO SoftBank Masayoshi Son, investor kakap Grab-GoTo, berhasil menekan kerugian menjadi hanya 174,28 miliar yen atau setara Rp19 triliun

Sederet emiten terkena suspensi sejak 2018 atau terancam delisting, tetapi tak menjalankan buyback saham sesuai aturan.