Satgas BLBI telah melakukan penguasaan fisik atas 97 bidang tanah seluas 5,32 juta meter persegi yang tersebar di Jakarta, Medan, Pekanbaru, Tangerang, dan Bogor.

Setiawan dan Hendrawan adalah bos Bank Asia Pasific atau Bank Aspac yang ditagih oleh Satgas BLBI terkait hak tagih senilai Rp3,57 triliun.

Satgas BLBI telah melakukan beberapa langkah positif, seperti memastikan aset-aset yang sudah harus dikuasai oleh negara, kemudian dilakukan penyitaan uang.

Aset yang diklarifikasi Bareskrim Polri dalam kasus pengalihan aset tersebut adalah Lippo Karawaci.

Suyanto Gondokusumo dipanggil terkait dengan penyelesaian kewajiban pemegang sama (PKPS) Bank Dharmala senilai Rp904,4 miliar.

Satgas memanggil setidaknya lima pihak obligor/debitur BLBI untuk memenuhi kewajibannya kepada negara. Jumlah utang dari kelima pihak tersebut sekitar Rp13 triliun.

Jumlah utang dari seluruh obligor/debitor BLBI yang dipanggil pekan ini mencapai Rp13 triliun.

Mahfud MD menegaskan tidak akan ada obligor maupun debitur BLBI yang bisa mengelak dari kejaran Satgas BLBI.

Tagihan BLBI Thee Ning Khong dan The Kwen Ie beserta sejumlah pihak lainnya mencapai Rp378,4 miliar.

Pemanggilan Nirwan dan Indra Bakrie terkait tanggungan tagihan BLBI eks Bank Putera Multikarsa. Nilainya mencapai Rp22,6 miliar.

Tagihan BLBI kepada 8 pengemplang BLBI yang berdomisili di Singapura mencapai Rp18,7 triliun.

Dari 8 surat yang disampaikan Satgas hanya 5 yang diterima oleh pengemplang BLBI, tiga lainnya dikembalikan ke KBRI.

Upaya pemanggilan sejumlah anggota keluarga Cendana dan Bakrie itu terkait dengan proses penagihan piutang BLBI.

Dua anggota keluarga Bakrie tersebut terkait dengan penyelesaian tagihan debitur BLBI atas nama Bank Putera Multikarsa senilai Rp22,6 miliar.

Satgas menyebutkan bahwa tunggakan BLBI Thee Ning Khong dan The Kwen Ie beserta sejumlah pihak lainnya dalam kasus BLBI mencapai Rp378,4 miliar.

Usai menyasar keluarga Cendana, Satgas BLBI memanggil dua anggota keluarga Bakrie. Keduanya adalah Nirwan Bakrie dan Indra Bakrie.