PT Itama Ranoraya Tbk. (IRRA) meraih kredit dari Bank Danamon untuk perluasan pasar, pengembangan produk, dan pengembangan SDM.

DGIK berbalik rugi pada laporan keuangan Semester I/2022, kendati pendapatannya bertumbuh. Hal ini karena beban yang tetap tinggi ditambah penurunan bagi hasil

Bersamaan dengan tidak diwajibkannya tes antigen dan PCR untuk perjalanan, kinerja keuangan IRRA pada semester I/2022 mengalami penurunan.

Saham IRRA berpotensi rebound menuju target terdekat di seputaran Rp1.425-Rp1.450, disusul target selanjutnya di level Rp1.605.

Laju saham PT Itama Ranoraya Tbk. (IRRA) yang masih mencetak return negatif sepanjang periode berjalan 2022 sempat mendadak tancap gas bersamaan dengan kisi-kisi kinerja…

Analis memprediksi kinerja emiten alat kesehatan Itama Ranoraya (IRRA) akan terus mengalami peningkatan. 

Itama Ranoraya mengklaim membukukan pertumbuhan pendapatan dari sejumlah lini bisnis sepanjang kuartal I/2022. Mampukah kabar tersebut membalikkan rapor kinerja saham IRRA…

PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) membukukan total pendapatan sebesar Rp269,85 miliar pada kuartal I/2022 naik 18 persen yoy.

Hasil pencapaian tahun 2021 tersebut sejalan dengan target manajemen. Sebelumnya, Itama Ranoraya (IRRA) menargetkan angka pertumbuhan tahun 2021 sebesar 80 persen hingga…

PT Itama Ranoraya Tbk. (IRRA) tengah menikmati berkah kenaikan pendapatan dan laba yang signifikan pada 2021. Tak ingin terlena, emiten distributor jarum suntik itu merancang…

IRRA optimistis terus bertumbuh ke depan dengan menambah produk-produk dari prinsipal terkemuka serta ekspansi jaringan distribusi.

Realisasi pendapatan IRRA di sepanjang tahun 2021 melampaui target pertumbuhan yang ditetapkan perseroan yaitu 80-100 persen.

Itama Ranoraya optimistis dengan adanya vaksinasi booster maka volume penjualan lokal untuk jarum suntik di tahun ini akan lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu.

Nama jahja Teear Tjehjana mulai populer seiring kiprahnya mengakuisisi PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk. (DGIK) melalui PT Global Dinamika Kencana (GDK).

Pemilik akhir saham IRRA dan DGIK yakni crazy rich Bandung Jahja Tear Tjahjana, konglomerat dengan bisnis konstruksi hingga kesehatan.

Pembelian saham ini mengunakan dana idle perusahaan, sehingga tidak akan mempengaruhi pendapatan dan pembiayaan IRRA.