PGN berencana menyesuaikan harga gas industri per 1 Oktober 2023. Komersialisasi harga gas bumi kepada konsumen ditentukan beberapa faktor.

PGN (PGAS) masih melakukan negosiasi terkait rencana penyesuaian harga gas industri dengan pemangku kepentingan dan pemerintah

PT Perusahaan Gas Nasional (PGN) dikabarkan melakukan penyesuaian harga jual gas untuk pelanggan komersial dan industri per tanggal 1 Oktober 2023.

Go digital menjadi kata kunci bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk lebih berdaya menangkap peluang besar di pasar. Namun, sejumlah tantanga

Pengusaha merespons kebijakan pemerintah melepas harga jual gas tertentu atau HGBT industri ke dalam negosiasi business to business dengan KKKS.

Keandalan pasokan menjadi fokus utama pelaku industri penerima manfaat harga gas bumi tertentu atau HGBT di tengah keputusan pemerintah melakukan penyesuaian tarif karena…

Kementerian ESDM menjelaskan alasan harga gas industri naik hingga di atas US$6 per MMBtu.

Wagub Jateng Gus Yasin menyinggung harga gas industri yang lebih tinggi dari acuan Kementerian ESDM.

Setelah jatuh ke rekor terendah tahun lalu, harga LNG diramal akan melonjak pada sisa 2023.

Bank Dunia (World Bank) memperkirakan harga komoditas bakal mengalami penurunan tajam pada tahun ini. Batu bara dan gas alam menjadi yang turun paling dalam.

Pembelian gas bumi dengan fasilitas insentif masih rendah akibat birokrasi yang berbelit di tingkat kementerian teknis.

Kebijakan harga gas bumi tertentu (HGBT) US$6 per MMBtu telah meningkatkan setoran pajak dari tujuh industri penerima

Kementerian ESDM belum memberi tanggapan ihwal permohonan PGAS terkait insentif harga hulu gas.

Berita tentang tantangan kejatuhan Silicon Valley Bank menjadi salah satu berita pilihan editor BisnisIndonesia.id pada Jumat (17/3/2023).

Bisnis, JAKARTA — Pelaku industri terus mengharapkan perbaikan implementasi kebijakan harga gas bumi tertentu atau HGBT untuk tujuh sektor industri yang ditetapkan US$6 per…

Gross margin PT Perusahaan Gas Negara Tbk. atau PGN (PGAS) berpotensi tergerus hingga Rp11,74 triliun imbas kebijakan harga gas bumi tertentu US$6 per MMBTU