Investor asing mencetak net sell baik di saham HMSP maupun GGRM dalam sepekan terakhir.

Larangan penjualan rokok secara eceran atau batangan dalam PP No.28/2024 dianggap merugikan para pedagang warung kelontong dan kaki lima.

HM Sampoerna (HMSP) dan Gudang Garam (GGRM) secara akumulasi menjual ratusan miliar batang rokok sebelum eceran dilarang.

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mendukung langkah pemerintah melarang penjualan rokok secara eceran karena pro rakyat miskin.

Kinerja Laba HMSP, GGRM dan WIIM alami kontraksi pada semester I/2024. Tantangan hadapi paruh kedua tidak mudah setelah adanya larangan jual rokok eceran.

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) meyakini bahwa pelarangan penjualan rokok eceran tidak akan berdampak pada penerimaan cukai.

Perkumpulan pabrik rokok menilai beberapa pasal dari PP 28/2024 kontras dengan mandat UU Kesehatan.

Prospek saham PT Wismilak Inti Makmur Tbk. (WIIM) dinilai masih muram usai pemerintah menerbitkan aturan tentang pelarangan penjualan rokok eceran.

Emiten rokok PT Wismilak Inti Makmur Tbk. (WIIM) membukukan laba bersih Rp147,24 miliar sepanjang semester I/2024. Angka tersebut turun 40,36% secara tahunan.

Pergerakan saham GGRM hingga WIIM kompak anjlok usai Presiden Jokowi teken PP Nomor 28 Tahun 2024 yang salah satunya melarang penjualan rokok eceran.

Emiten produsen rokok Gudang Garam (GGRM) membukukan penurunan laba bersih 71,85% secara tahunan pada semester I/2024

Dengan pelarangan rokok dijual eceran, bertambah lagi sentimen pemberat prospek dan kinerja emiten produsen rokok, HM Sampoerna (HMSP) dan Gudang Garam (GGRM).

Pemerintah resmi melarang perdagangan eceran rokok, pedagang kecil hingga gerai warung tradisional terancam.

Aksi investor asing di saham HMSP dan GGRM usai penjualan rokok secara eceran dilarang.

Penerimaan cukai berisiko menyusut usai pemerintah memperketat penjualan rokok.