WSBP melebarkan sayapnya ke pasar luar negeri melalui kemitraan dengan holding dan kolaborasi dengan kontraktor atau precaster internasional, seperti dari Myanmar.

Waskita Beton untuk ketiga kalinya lolos dari gugatan PKPU.

Putusan akhir perkara PKPU Waskita Beton ditunda sampai dengan Selasa (3/8/2021) karena belum siapnya salinan dokumen dari panitera pengganti.

Ketiga efek yang keluar dari pemantauan khusus ialah PT Grand Kartech Tbk. (KRAH), PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL), PT Waskita Beton Precast Tbk. (WSBP) mulai 27 Juli 2021.

Dari 17 saham emiten yang masuk daftar efek pemantauan khusus ini, sebanyak enam perusahaan masuk pada kriteria nomor 8, yakni yang mengalami Penundaan Kewajiban Pembayaran…

Sidang putusan rencananya akan berlangsung pada Selasa (27/7/2021) mendatang

PN Jakarta Pusat akan melakukan pembuktian surat susulan dari kuasa hukum Waskita Beton (WSBP) dalam sidang gugatan PKPU pada pekan depan.

Dalam sidang sebelumnya penasihat hukum WSBP menyerahkan surat kuasa serta anggaran dasar terakhir perseroan kepada majelis hakim.

Waskita Beton kembali dapat dua gugatan PKPU. Padahal emiten beton berkode WSBP itu baru saja lolos dari gugatan yang sama pada pekan lalu.

Hakim menolak permohonan PKPU terhadap PT Waskita Beton Precast Tbk atau WSBP. Putusan ini adalah kemenangan kedua yang diperoleh emiten beton tersebut.

Bisnis, JAKARTA — Perusahaan beton precast dan ready mix PT Waskita Beton Precast Tbk. akan mulai membangun Kawasan Industri Sadai dan Sekitarnya (KISS) tahun ini dan ditargetkan…

WSBP telah menandatangani nota kesepahatan dengan PT Ration Bangka Abadi sebagai pengembang Kawasan Industri Sadai dan sekitarnya.

WSBP rencananya akan menghadirkan ahli dalam persidangan yang akan diselenggarakan pada tanggal 24 Mei 2021.

Gugatan PKPU yang tengah dihadapi WSBP saat ini terkait dengan kewajiban utang senilai Rp13 miliar.

Waskita Beton tampaknya belum bisa bernafas lega, pasalnya emiten berkode WSBP itu masih memghadapi satu gugatan PKPU yang saat ini berproses di PN Jakpus.

Bambang Rianto diangkat menjadi komisaris utama menggantikan Fery Hendriyanto, sedangkan Arijanti Erfin diangkat menjadi direktur.