Neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2020 yang dirilis hari ini diperkirakan akan melanjutkan tren surplus akan memengaruhi pergerakan rupiah.

Pada perdagangan hari ini (15/1/2021) pukul 10.02 WIB, rupiah naik 21,5 poin atau 0,15 persen menjadi Rp14.037,5 per dolar AS.

Pada perdagangan hari ini (15/1/2021) pukul 10.02 WIB, rupiah naik 21,5 poin atau 0,15 persen menjadi Rp14.037,5 per dolar AS.

Data yang diterbitkan Bank Indonesia pagi ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.068 per dolar AS, menguat 51 poin atau 0,36 persen dari posisi kemarin, Kamis…

Pukul 09.00 WIB, rupiah dibuka koreksi 15 poin atau 0,11 persen menjadi Rp14.075 per dolar AS. Indeks dolar AS pun turun 0,1 persen menuju 90,263.

Pukul 09.00 WIB, rupiah dibuka koreksi 15 poin atau 0,11 persen menjadi Rp14.075 per dolar AS. Indeks dolar AS pun turun 0,1 persen menuju 90,263.

Pukul 09.00 WIB, rupiah dibuka koreksi 15 poin atau 0,11 persen menjadi Rp14.075 per dolar AS. Indeks dolar AS turun 0,1 persen menuju 90,263.

Berdasarkan data Bloomberg pada Rabu (13/1/2021), rupiah dibuka menguat 0,23 persen menjadi Rp14.097,5 per dolar AS hingga pukul 09.08 WIB.

Dimulainya proses vaksinasi diprediksi tidak akan mempengaruhi nilai rupiah yang masih akan melanjutkan pelemahan pada perdagangan hari ini, Rabu (13/1).

Pada Selasa (12/1/2021), rupiah ditutup koreksi 0,04 persen menjadi Rp14.130 per dolar AS.

Rupiah tertekan penguatan dolar AS dan pemberlakukan PSBB di sejumlah daerah.

Berdasarkan data Bloomberg, pada Selasa (12/1/2021) Pukul 09.04 WIB, rupiah dibuka melemah 5 poin atau 0,04 persen menjadi Rp14.130 per dolar AS. Indeks dolar AS naik 0,11…

Data yang diterbitkan Bank Indonesia pagi ini, Senin (11/1/2021) menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.155 per dolar AS, melemah 97 poin atau 0,62 persen dari posisi…

Pada perdagangan Senin (11/1/2021) pukul 09.10 WIB, rupiah koreksi 5 poin atau 0,04 persen ke level Rp14.025 per dolar AS. Indeks dolar AS naik 0,32 persen menuju 90,389.

Cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2020 mencapai US$135,9 miliar terdorong oleh penarikan pinjaman luar negeri pemerintah dan penerimaan pajak.

Salah satu faktor penekan nilai rupiah adalah pemberlakuan kembali Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di wilayah Jawa dan Bali.