Potensi peningkatan investasi asing, khususnya dari China, di sektor kendaraan listrik membawa angin segar bagi emiten kawasan Industri, SSIA dan KIJA.

Bisnis, JAKARTA — Pertumbuhan dagang elektronik atau e-commerce di dalam negeri menjadi peluang bagi PT Jababeka Tbk. (KIJA) untuk memacu pembangunan properti komersial berupa…

Peningkatan e-commerce menjadi angin segar bagi seluruh sektor industri di Indonesia khususnya bagi industri logistik serta pergudangan.

Jababeka (KIJA) optimis penjualan bakal meningkat seiring dengan perpanjangan insetif Pajak PPN DTP hingga akhir Desember 2024.

Jababeka menargetkan penjualan lahan dan properti mencapai Rp2 triliun untuk mendukung rencana pembelian Kembali obligasi senilai US$180 juta.

Sederet konglomerat mulai dari Haji Isam, Hary Tanoe, hingga Tahir mengincar status KEK untuk proyek unggulan guna mendongkrak daya tarik di mata investor.

‘Curi Start’ Mitigasi Risiko Fiskal hingga Buah Tangan Lawatan Jokowi menjadi berita pilihan redaksi Bisnisindonesia.id, Jumat (19/7/2024).

Direktur Utama PT Jababeka Tbk. (KIJA), SD Darmono menanggapi wacana pemerintah menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% pada 2025.

PT Jababeka Tbk. (KIJA) mengungkap alasan belum berencana berinvestasi di proyek IKN Nusantara yang saat ini tengah dikembangkan oleh pemerintah.

Direktur Utama PT Jababeka Tbk. (KIJA) Setyono Djuandi Darmono buka-bukaan mengungkap faktor penyebab kinerja saham perseroan terus merosot di pasar saham.

Direktur Utama PT Jababeka Tbk. (KIJA) Setyono Djuandi Darmono mengungkapkan rencana perseroan melepas aset tanah di Kawasan Jababeka Cikarang.

Profil SD Darmono, dari ahli tekstil jadi bos Jababeka, kembali ditunjuk menjadi Direktur Utama

Deltamas (DMAS) raup laba Rp549 miliar, sementara Jababeka (KIJA) rugi Rp107,7 miliar pada kuartal I/2024.

Penguatan PMI manufaktur dan investasi China membuat penjualan lahan kawasan industri milik Surya Semesta (SSIA), Puradelta Lestari (DMAS) dan Jababeka (KIJA)

Pemegang saham individu terbesar Modernland (MDLN) mengutak-atik kepemilikan di tengah tren kenaikan harga periode berjalan 2023.

Saham emiten milik konglomerat MPRO, LPKR, KIJA, BSDE, hingga CTRA menopang lonjakan pada indeks properti (IDX Property) sepanjang Juli 2023.