Di tengah tenggat waktu yang menyempit, BTN (BBTN) memberikan sinyal untuk melepas unit usaha syariahnya.

Wapres Ma'ruf Amin menegaskan bahwa rencana Bank Syariah Indonesia (BSI) mengakuisi BTN Syariah masih dalam pematangan.

Kekuatan modal BSI (BRIS) dan kemampuan khusus BTN Syariah akan mengotimalkan tren KPR syariah yang tengah naik daun.

Ulasan soal curhatan pinjol ini menjadi berita pilihan yang diulas secara komprehensif di Bisnisindonesia.id.

Hipmi menilai rencana merger BTN Syariah dengan Bank Syariah Indonesia (BSI) nantinya malah akan melemahkan sektor perumahan yang telah menjadi fokus utama BTN Syariah.

Pembangunan rumah bagi MBR pada tahun ini diperkirakan hanya 200.000 rumah atau di bawah target awal yang ditetapkan karena terkendala pandemi Covid-19.

REI berharap target pengadaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) tidak terganggu dengan adanya rencana penggabungan BTN Syariah ke BSI.

Sudah saatnya BSI tampil sebagai bank yang mandiri dan independen yang berhak untuk menentukan dirinya sendiri.

Pada 2021, pembiayaan syariah tumbuh 9,93 persen yoy menjadi Rp27,55 triliun. Kualitas pembiayaan membaik dengan NPF gross turun dari 6,53 persen menjadi 4,32 persen.

Mahyeldi menyebutkan keberadaan ekonomi syariah, juga telah menjadi keinginan Presiden Joko Widodo. Karena presiden berharap Indonesia menjadi pusat ekonomi syariah dunia.

Laba bersih UUS BTN naik 26,17 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) atau dari Rp112,34 miliar menjadi Rp141,74 miliar per 30 September 2021.

BTN Syariah menggandeng Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) untuk mengembangkan ekosistem layanan zakat, infak, dan sedekah sehingga pembayarannya menjadi lebih mudah.

Pembahasan soal penggabungan UUS BTN ke Bank Syariah Indonesia akan dilakukan setelah adanya penetapan Direktur Utama BTN pada RUPST tahun buku 2020 Maret mendatang.

Untuk DP rumah yaitu minimal 1 persen dari harga jual rumah, dengan syarat dan ketentuan berlaku.

Ketiga bank syariah yang berproses merger yaitu PT Bank Syariah Mandiri, PT BRI Syariah Tbk., dan PT Bank BNI Syariah. Lalu, bagaimana dengan BTN Syariah, apakah akan menyusul?