Saham BUMN Karya dan entitas anak seperti PPRE hingga WIKA kompak berada di zona hijau hingga penutupan perdagangan Rabu (9/10/2024).

PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) akan memperkuat skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) di tengah penyusutan anggaran Kementerian PUPR pada 2025.

JSMR, ADHI, Hutama Karya Infrastruktur, dan Persada Utama Infra resmi membentuk usaha patungan pengelola Jalan Tol Serpong – Bogor via parung.

PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) mengantongi kontrak baru senilai Rp13,6 triliun hingga Agustus 2024

Sederet strategi diyakini berpotensi besar untuk memacu kinerja BUMN Karya WIKA, ADHI & PTPP saat anggaran infrastruktur 2025 menyusut.

Saham BUMN Karya yakni WIKA, ADHI, dan PTPP kompak membukukan penurunan pada perdagangan hari ini, Rabu (11/9/2024).

Kementerian BUMN mengungkapkan sederet strategi yang akan dijalan BUMN Karya untuk memperkuat kinerja bisnis di masa mendatang.

Emiten BUMN Karya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) mengantongi tiga kontrak baru di sektor konstruksi air.

Tiga emiten konstruksi, ADHI, PTPP, dan WIKA mulai mempersiapkan diri menyambut rencana merger BUMN Karya.

Proyek Tambak Udang Sumbawa hingga Istana Wakil Presiden menjadi kontributor terbesar nilai kontrak baru ADHI hingga Juli 2024.

Mayoritas sumber pendanaan proyek emiten BUMN Karya seperti ADHI, PTPP, WIKA dan WSKT berasal dari pemerintah. Adapun, anggaran infrastruktur pada 2025 turun.

BUMN Karya secara total meraih nilai kontrak Rp41,2 triliun dari pengerjaan proyek di IKN Nusantara.

Emiten BUMN Karya perlu menyiapkan kuda-kuda kokoh jelang pemerintahan Prabowo di tengah bayang-bayang alokasi anggaran infrastruktur yang kurang menjanjikan.

PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) akan melakukan pelunasan efek atas obligasi senilai Rp473,5 miliar yang jatuh tempo pada 24 Agustus 2024.

Saham emiten BUMN Karya dan anak-anak usahanya mencuri perhatian dengan menjadi top gainers dalam perdagangan saham Selasa (14/8/2024). Mampukah kembali melaju?

Emiten BUMN Karya ADHI, PTPP dan WSKT mengakumulasikan pembayaran kepada subkontraktor Rp18,40 triliun pada semester I/2024.