Departemen Pertanian AS akan mengalokasikan dana sebesar US$450 juta untuk mendanai program peningkatan kadar campuran bahan bakar nabati atau biofuel.
Jokowi menargetkan produksi bioetanol yang berasal dari tebu sebagai bahan bakar nabati atau biofuel dapat menyentuh kapasitas minimal 1,2 juta kiloliter (KL).
Pemerintah berdalih mandeknya program biofuel sebagai substitusi BBM, karena selisih harga yang sebelumnya cukup tinggi, terutama antara biodiesel dan solar.
Kementerian ESDM menilai untuk mengikis emisi karbon sektor otomotif, Indonesia tidak sekadar bertumpu pada BEV, melainkan pula pengembangan energi nabati.
Pemanfaatan biofuel dapat, menghasilkan lebih sedikit emisi gas rumah kaca, memberi nilai tambah bagi industri pertanian mengurangi bahan bakar impor, dan menghemat devisa…