Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat produksi batu bara nasional mencapai 775 juta ton sepanjang 2023.

Harga saham Adaro (ADRO) hingga akhir sesi pertama Senin (15/1/2024) masih menyimpan potensi return dua digit.

Harga saham-saham batu bara seperti ADRO hingga PTBA tercatat telah mengalami penurunan sepanjang tahun 2023 akibat turunnya nilai batu bara.

Beberapa harga saham-saham batu bara seperti ADRO hingga ITMG masih belum menyala pada awal 2024 bila mengacu pada price earning ratio (PER).

Emiten batu bara seperti BUMI, PTBA, ADRO, CUAN, hingga ITMG memberikan indikasi peningkatan produksi pada 2024

China baru saja mengaktifkan kembali bea masuk untuk impor batu bara setelah sempat dihapuskan pada Mei 2022. Namun Indonesia terbebas dari kebijakan itu.

Ragam katalis digadang-gadang akan mewarnai perjalanan sektor saham batu bara pada 2024.

PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) berencana mengalokasikan belanja modal (capex) sampai dengan US$88 juta.

Salah satu investor kakap yakni Blackrock terekam menyerok saham emiten batu bara seperti INDY, HRUM, PTBA dan ADRO bulan ini. Kondisi sebaliknya dialami BUMI.

IEA meramal konsumsi batu bara diprediksi akan mencapai rekor pada 2023. Bagaimana nasib komoditas emas hitam ke depan?

Kementerian ESDM tengah menginventarisasi batu bara metalurgi domestik untuk mendorong potensi lain dari komoditas emas hitam tersebut.

PT Delta Dunia Makmur Tbk. (DOID) akan menarik sebanyak-banyaknya 862,11 juta saham treasuri untuk program Mesop.

China berencana menerbitkan kebijakan cadangan batu bara nasional mulai 2027. Hal itu dikhawatirkan dapat menggerus pangsa pasar ekspor Indonesia ke negara itu.

Kementerian ESDM melaporkan realisasi produksi batu bara hingga 27 November 2023 telah menembus di angka 686 juta ton.

PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) menyampaikan peluang kembali memberikan dividen sedangkan PT Adaro Minerals Tbk. (ADMR) masih melihat kebutuhan belanja modal.