Bisnis, JAKARTA — Emiten garmen PT Pan Brothers Tbk. (PBRX) berencana menambah modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue dengan target dana…

Hasil dana rights issue tersebut akan digunakan untuk mendukung modal kerja Pan Brothers (PBRX).

PT Pan Brothers Tbk. (PBRX) tidak membagikan dividen tahun ini karena fokus melakukan restrukturisasi.

PBRX membukukan penjualan US$689,4 juta atau setara Rp9,98 triliun pada tahun lalu.

Dengan persetujuan ini skema pengaturan di Pengadilan Tinggi Singapura juga berlaku di seluruh yurisdiksi Amerika Serikat

SRIL, GIAA, hingga WSBP tengah berjibaku menghadapi gugatan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU).

Pan Brothers (PBRX) mengajukan permohonan chapter 15 di hadapan Pengadilan Kepailitan AS pada 4 Februari 2022 lalu.

PT Pan Brothers Tbk. (PBRX) berencana menambah sekitar 4.000 karyawan untuk mengimbangi tumbuhnya permintaan di pasar internasional pada awal tahun ini. 

Setelah skema restrukturisasi ini disetujui, Pan Brothers (PBRX) adalah menandatangani perjanjian restrukturisasi dengan pihak yang terkait.

Pan Brothers meminta perpanjangan jatuh tempo dua tahun untuk kredit bilateral aktif dan sindikasi.

Pan Brothers memperkirakan permintaan tahun ini akan tetap prospektif dengan 97 persen di antaranya untuk ekspor.

Emiten tekstil Pan Brothers mengajukan permohonan sidang skema atas restrukturisasi ke Pengadilan Tinggi Singapura.

PBRX akan menambah kapasitas, bukan ke arah pembangunan pabrik, tetapi penambahan otomatisasi dan digitalisasi.

Dengan memperhitungkan proses restrukturisasi yang tengah berjalan, Pan Brothers mengakui kinerja top line belum akan bisa menyentuh double digit pada semester I/2022.

PBRX menjajaki rights issue dengan jumlah US$50 juta tahun depan sebagai bagian dari proses restrukturisasi utang.

PT Pan Brothers Tbk. (PBRX) kini boleh sedikit bernapas lega setelah Pengadilan Singapura akhirnya mengabulkan restrukturisasi utang emiten dengan kode saham PBRX tersebut.