Gudang Garam telah meningkatkan harga jual rokok sebanyak dua kali, yakni pada Juli 2022 dan September 2022.

Gudang Garam (GGRM) menilai kenaikan cukai tidak dapat diikuti oleh kenaikan harga rokok yang proporsional, mengingat daya beli masyarakat.

Dalam RAPBN 2023 dan Nota Keuangan pada 2023, pemerintah menargetkan penerimaan cukai sebesar Rp245,45 triliun.

Semua asap rokok berbahaya, termasuk asap yang dihembuskan oleh perokok ataupun asap dari ujung rokok.

Pemerintah diminta tidak melanjutkan rencana revisi regulasi pengendalian yang dinilai mengancam keberlangsungan industri pertembakauan.

Pemerintah tengah menyiapkan peta jalan untuk Industri Hasil Tembakau atau IHT dalam bentuk Peraturan Presiden atau Perpres.

Aturan cukai rokok yang diterbitkan Kementerian Keuangan pimpinan Sri Mulyani semakin membuat industri tercekik. Karena itu, pemerintah perlu memikirkan jalan keluar untuk…

Kementerian Keuangan yang dipimpin Sri Mulyani kembali menelurkan kebijakan cukai yang menghambat produksi rokok. Kali ini, rokok jenis Kelambak dan Kemenyan (KLM) terkena…

Pada Maret lalu, Philip Morris melalui HM Sampoerna Tbk. (HMSP) meluncurkan produk anyar bertajuk Marlboro Crafted Authentic yang tergolong dalam kategori Kelembak Kemenyan…

Prevalensi perokok Indonesia dinilai akan terus meningkat selama rokok murah masih marak beredar di masyarakat.

PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) mencatatkan laba bersih yang diatribusikan kepada pemegang saham sebesar Rp5,6 triliun atau setara Rp2.913 per lembar saham.

Sekadar informasi, besaran harga transaksi pasar merupakan harga pada tingkat konsumen akhir, sementara HJE merupakan harga yang ditetapkan berdasarkan kebijakan cukai.

Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Kementerian PPN/Bappenas Pungkas Bahjuri Ali menilai tingginya prevalensi perokok anak karena maraknya peredaran rokok murah.

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengatakan banyaknya lapisan pada struktur tarif cukai justru memicu pabrikan untuk bertahan memproduksi rokok murah.

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengatakan banyaknya lapisan pada struktur tarif cukai justru memicu pabrikan untuk bertahan memproduksi rokok murah.

Pergeseran konsumsi rokok ke produk yang lebih murah juga dikhawatirkan tidak menurunkan pravalensi konsumsi rokok masyarakat Indonesia.