Pada Selasa (14/2) lalu sempat viral video yang beredar di media sosial tentang dua ekor gajah yang tengah berjalan di dalam hutan wilayah Kabupaten Sijunjung.
Pemasangan dilakukan melalui beberapa tahapan, mulai dari sosialisasi dan edukasi manfaat GPS Collar kepada masyarakat yang lokasinya sering dilalui gajah liar.
Seksi 2 (MinasKandis - Selatan) tol Permai yang rencananya disinggahi Jokowi, terdapat Jembatan Sungai Tekuana yang kerap kali disinggahi oleh 13 gajah Sumatra.
Warga tersebut kembali ke rumah untuk sarapan pagi sekalian mengajak masyarakat berkebun di Gle Alue Batee itu untuk pergi bersama-sama mengusir gajah.
Diperkirakan gajah betina tersebut berumur sekitar 25 tahun. Saat dilakukan nekropsi diketahui bahwa gajah dalam kondisi mengandung dan akan segera melahirkan anaknya.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatra Selatan memasang GPS collar pada dua kelompok gajah liar di Kabupaten Ogan Komering Ilir sebagai upaya mitigasi konflik gajah dengan…
Selanjutnya Tim melakukan penelusuran jejak satwa gajah liar yang berada di jalan koridor PT. SBL dengan berjalan kaki untuk memastikan keberadaan satwa di lokasi tersebut.
Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam Provinsi Sumatra Selatan menggandeng multipihak untuk mengawal jalur jelajah Gajah Sumatera di Kawasan Padang Sugihan, Kabupaten Ogan…
Sejauh ini, Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh telah berkoordinasi dengan pihak Kepolisian mengenai pemasangan jerat yang berujung kematian seekor satwa…
Pembunuhan gajah dilakukan dengan perencanaan yang matang. Bahkan ada pelaku berulang melakukannya serta melibatkan masyarakat dengan iming-iming uang yang banyak.
Hasil nekropsi yang diagnosanya secara makro bahwa gajah terlihat sangat kurus, kemudian jaringan di bawah kulit sangat kering, namun tidak ada tanda-tanda kekerasan fisik…
BKSDA Provinsi Aceh kemudian membentuk tim guna melakukan pengecekan langsung ke Kabupaten Aceh Jaya, untuk memastikan penyebab kematian gajah tersebut.