Bursa saham di Asia Pasifik diperkirakan menguat pada perdagangan hari ini, termasuk bursa Jepang, Australia, dan Hong Kong

Bursa Asia, termasuk IHSG, cenderung menguat pada perdagangan akhir pekan di tengah sentimen hawkish The Fed.

Investor mencermati risiko resesi ekonomi Amerika Serikat sehingga membuat Bursa Asia bervariasi.

Mayoritas bursa Asia ditutup menguat, dengan indeks Shanghai Composite melonjak hingga 1,62 persen.

Pasar saham merosot lebih dari 2 persen di seluruh pasar Asia. Saham teknologi di Hong Kong turun lebih dari 2,7 persen, membebani indeks Hang Seng yang lebih luas.

IHSG diperkirakan bergerak dengan resistance pada 7.297 dan support pada 7.148 pada hari ini di tengah lonjakan bursa global.

Indeks Nikkei 225, Topix, Kospi, dan Straits Times menguat pada awal perdagangan hari ini.

Investor dinilai lebih tertarik untuk membenamkan modalnya pada emiten yang royal membagikan dividen bagi pemodal. Situasi ini terbukti dari kinerja 20 emiten dengan dividend…

Sejumlah pasar saham di Bursa Asia mengalami rebound pada perdagangan siang ini sehingga turut mendorong laju IHSG.

Tak hanya IHSG, indeks-indeks acuan di seluruh Asia juga kompak berada di zona merah lantaran investor pergi dari aset berisiko.

Secara teknikal IHSG cenderung netral meskipun dipengaruhi laju Bursa Asia pagi ini.

Indeks saham di China hingga Korea Selatan terkoreksi pada awal perdagangan Jumat (6/5/2022).

Sepanjang 2022, IHSG mencatatkan return atau imbal hasil 9,84 persen, tertinggi di Asia.

Sejumlah agenda diakan berlangsung pada pekan ini.

Indeks di Amerika Serikat yang berisi perusahaan-perusahaan asal China terpantau menguat selama empat hari beruntun hingga perdagangan Senin (2/5/2022) waktu setempat.

Investor mempertimbangkan situasi Covid-19 yang memburuk di China dan potensi kenaikan suku bunga The Fed yang lebih agresif.