Neraca perdagangan perdagangan Indonesia kembali mengalami surplus per Agustus 2024.

Neraca perdagangan Indonesia yang berasal dari selisih ekspor dan impor surplus 50 bulan beruntun, namun neraca pembayaran justru defisit. Ada eksodus modal?

Di tengah ketidakpastian keuangan global, kenaikan posisi cadangan devisa pada Juni 2024 memicu optimisme.

Apindo menilai deretan perjanjian kerja sama ekonomi yang dijalin Indonesia dengan sejumlah negara belum berdampak terhadap investasi secara riil.

Peluang pemerintah untuk membalikkan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) dari defisit ke zona surplus cukup terbuka.

Bank Indonesia (BI) mencatat Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal I/2024 mengalami defisit senilai US$6 miliar.

Apindo menyampaikan permintaan khusus ke pemerintah agar kinerja ekspor Indonesia bisa meningkat. Apa permintaannya?

Defisit transaksi berjalan Indonesia diperkirakan akan melebar pada tahun ini seiring dengan berlanjutnya perlambatan ekonomi global.

Perusahaan reasuransi masih menyumbang defisit neraca pembayaran Indonesia karena mengalihkan sebagian risikonya ke reasuransi di luar negeri.

Membaiknya defisit Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III/2023 dinilai akan menjadi katalis positif bagi pergerakan rupiah.

Program LCS ini merupakan satu upaya meningkatkan stabilitas nilai tukar Rupiah, memperkuat resiliensi pasar keuangan dometik.

Neraca Pembayaran Indonesia tercatat defisit senilai US$1,5 miliar pada kuartal III/2023.

Defisit NPI tersebut menunjukkan perbaikan signifikan dibandingkan dengan defisit pada kuartal II/2023 yang lebih dalam, sebesar US$7,4 miliar. 

Kendati perekonomian nasional terus menapaki jalur positif, rupanya pemerintah masih memiliki sejumlah pekerjaan rumah.

Ekonom memberikan saran terkait dengan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang defisit US$7,4 miliar pada kuartal II/2023.

Kinerja neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal II/2023 tersebut tetap terjaga di tengah kondisi ketidakpastian global.