BEI suspensi perdangan saham PT Aesler Grup Internasional Tbk. (RONY) mulai hari ini, Jumat (4/10/2024).

Harga terus melambung BEI suspensi saham PT Inter Delta Tbk. (INTD) pada perdagangan hari ini, Kamis (3/10/2024).

BEI menghentikan sementara perdagangan saham PT Mitra Energi Persada Tbk. (KOPI), sedangkan suspensi saham PT Sona Topas Tourism Industry Tbk. (SONA) dibuka.

Harga terus melonjak, BEI menghentikan sementara perdagangan saham atau suspensi saham PT Perdana Karya Perkasa Tbk. (PKPK) mulai hari ini, Senin (23/9/2024).

Bursa Efek Indonesia (BEI) telah melayangkan sanksi denda kepada 54 emiten nakal yang belum menyampaikan laporan keuangan audit per 30 Juni 2024.

Saham DNET lepas dari suspensi perdagangan bursa hari ini, Selasa (10/9/2024). Saham terafiliasi Anthoni Salim itu langsung melesat 19,86% pagi ini.

Saham PT Kedaung Indah Can Tbk. (KICI) masuk dalam pemantauan Bursa karena harga saham naik diluar kebiasaan atau unusual market activity (UMA).

BEI melakukan suspensi terhadap saham milik Anthoni Salim PT Indoritel Makmur Internasional Tbk. (DNET) setelah mengalami lonjakan harga lebih dari 100%.

Harga terus melambung, Bursa suspensi saham PT Satria Antaran Prima Tbk. (SAPX) pada perdagangan hari ini, Jumat (6/9/2024).

Saham PT MNC Land Tbk. (KPIG) anjlok 20,30% pada Selasa (3/9/2024) setelah emiten milik Hary Tanoesoedibjo tersebut keluar dari papan pemantauan khusus.

BEI mensuspensi saham PT Tempo Inti Media Tbk. (TMPO) lantaran terjadi peningkatan kumulatif pada harga sahamnya, secara signifikan.

Sepanjang 1-23 Agustus 2024, sembilan emiten masuk dalam Papan Pemantauan Khusus (PPK) BEI dengan mekanisme perdagangan saham full call auction (FCA).

Harga melambung tak wajar, BEI suspensi saham PT Argo Pantes Tbk. (ARGO) pada perdagangan hari ini, Selasa (20/8/2024).

Emiten telekomunikasi Grup Bakrie PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL) tercatat masih mencetak rugi sebesar Rp50,17 miliar pada semester I/2024.

Sejumlah saham gocap atau banderol kisaran Rp50 pada akhir tahun lalu mampu melesat ratusan hingga ribuan persen ytd 2024.

Sederet emiten terkena suspensi sejak 2018 atau terancam delisting, tetapi tak menjalankan buyback saham sesuai aturan.