Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv logo xplore

Kisah Sukses Yus Mengelola Armada Bus

Pensiun dini dari pegawai negeri dan berpaling menjadi pengusaha transportasi adalah keputusan yang tepat bagi Almarhum H. Yus Herman.
MediaDigital
MediaDigital - Bisnis.com 05 September 2016  |  13:30 WIB
 Almahum Bapak Yus Herman di depan armada bus milik usahanya
Almahum Bapak Yus Herman di depan armada bus milik usahanya

Pensiun dini dari pegawai negeri dan berpaling menjadi pengusaha transportasi adalah keputusan yang tepat bagi Almarhum H. Yus Herman. Kini perusahaan yang kini dikelola sang isteri berkembang pesat dengan omset miliaran per bulan.  

Isteri almarhum Yus Herman, Nety, kini benar-benar merasa bersyukur atas keputusan tepat yang diambil suaminya pada 1992 silam. Kala itu, suaminya memutuskan pension dini sebagai pegawai negeri dan banting haluan menjadi pengusaha.

Kenang Nety, kala itu Yus dengan cerdik melihat kotanya, Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, kini sudah berubah. Geliat ekonomi masyarakat sudah mulai bergerak. Dunia bisnis pun mulai berkembang. “Ini peluang,” ujarnya, sumringah.   

Yus Herman sadar betul, dengan adanya ribuan karyawan yang bekerja di PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) adalah berkah. Ribuan karyawan itu, tak hanya berasal dari Pangkalan Kerinci, namun juga dari daerah lain.  

Dari jumlah karyawan sebanyak itu, Yus mulai berfikir, bahwa mereka tentunya membutuhkan sarana transportasi untuk mengantar dan pulang dari tempat bekerja.

Dari situlah, Yus yang kala itu masih berstatus pegawai negeri, mulai menimbang bahwa membangun usaha transportasi bisa menjadi andalan masa depan.  Maka, dengan segala tekad dan insting bisnis plus keyakinan, ia mendirikan usaha dengan nama CV Intan Bersaudara. Selanjutnya, “Beliau memutuskan pensiun muda sebagai pegawai negeri,” kenang Nety.

Sejatinya, Yus bukanlah tanpa pengalaman dalam berbisnis. Sebelum membuka usaha transportasi, dia dan isterinya Nety, telah membuka membuka warung nasi “Intan Bersaudara”. “Sebagian besar pelanggannya adalah karyawan RAPP dan karyawan kontraktor,” timpal Nety Yus Herman.

Begitu badan usaha berdiri, Yus mulai melaksanakan niatnya mengembangkan bisnis transportasi khusus karyawan RAPP. Dari situlah Yus bergabung sebagai mitra bina usaha RAPP dengan bisnis inti pelayanan transportasi bus bernama Bus SMAF.

Dengan menjadi mitra bina RAPP, Yus yang meninggal dunia pada 2014 silam, tak hanya punya usaha baru. Namun dia juga mendapatkan ilmu bagaimana mengelola usaha. Maklum, sebagai mitra RAPP, Yus dibekali dengan pelatihan pengembangan bisnis, pengelolaan manajemen transportasi, dan juga bagaimana mengurus sumber daya manusia yang dia pekerjakan. “Hingga akhirnya CV  Intan Bersaudara maju pesat seperti sekarang,” ungkap Nety, bangga.

Kala memulai usaha Yus hanya bermodal 30 mobil sewaan. Kini setelah usaha berjalan belasan tahun, jumlah armadanya mencapai 60 unit bus dengan karyawan sebanyak 90 orang.

Nety menceritakan, dengan menjadi mitra, ada begitu banyak kemudahan dan juga kesempatan untuk mendapat pinjaman dari bank untuk mengembangkan usaha. Bagaimana tidak, nama besar RAPP sebagai perusahaan besar berskala internasional tentu menjadi jaminan mutu untuk menjadi penjamin pinjaman modal dari bank.

Kini, setelah belasan tahun berjalan, omset usaha transportasi ini sudah mencapai Rp 1,2 miliar per bulan atau Rp 14,4 miliar per tahun. Dari omset sebesar itu, Yus bisa meraih untung sebesar 20% atau sebesar Rp 2,88 miliar per tahun. Rupiah yang cukup besar bagi dari Pangkalan Kerinci.

Nety tak memungkiri, dampak positif keberadaan RAPP tak melulu bagi dirinya, namun juga dirasakan langsung oleh masyarakat sekitar. Keberadaan RAPP yang memiliki ribuan karyawan, juga memberi efek positif lain yakni kebutuhan tempat tinggal makin tinggi. Alhasil, perlahan warga juga berlomba menyediakan hunian rumah bertingkat untuk disewakan ke para pekerja RAPP.

"Pembangunan rumah untuk disewakan ini tentu salah satu multiplier efek kehadiran RAPP," ucap Nety, yang kini melanjutkan usaha bersama anak-anaknya.

Bagi Nety, kemajuan usaha yang digelutinya merupakan hasil dukungan penuh RAPP yang selalu komitmen menerapkan filosofi 4C: good for community, good for country, good for climate, dan good for company. Ia berharap RAPP terus menjadi perusahaan pulp dan kertas terbesar di Asia sekaligus terus membantu warga mengembangan usaha. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

SMAF

Sumber : Marketing Digital

Editor : MediaDigital

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini Lainnya

    back to top To top