Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv logo xplore

MEA 2015: Peluang Barang dan Jasa di Pasar Bebas Asean

Masyarakat Ekonomi Eropa (MEA) akan menjadi kesempatan yang baik untuk menggenjot perdagangan RI karena hambatan perdagangan cenderung berkurang, atau bahkan menjadi tidak ada. Hal ini akan berdampak pada peningkatan ekspor, yang pada akhirnya akan meningkatkan PDB Indonesia.
Kementerian Perdagangan RI
Kementerian Perdagangan RI - Bisnis.com 14 Desember 2015  |  20:33 WIB

Bisnis.com, JAKARTA—Masyarakat Ekonomi Eropa (MEA) akan menjadi kesempatan yang baik untuk menggenjot perdagangan RI karena hambatan perdagangan cenderung berkurang, atau bahkan menjadi tidak ada. Hal ini akan berdampak pada peningkatan ekspor, yang pada akhirnya akan meningkatkan PDB Indonesia.

MEA merupakan bentuk realisasi dari tujuan akhir integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara.

Ada empat hal yang menjadi fokus MEA. Pertama, kawasan Asia Tenggara akan dijadikan satu wilayah kesatuan pasar dan basis produksi. Dengan demikian, tidak ada lagi hambatan arus barang, jasa, investasi, modal, serta skilled labour.

Kedua, MEA akan menciptakan suatu kawasan yang memiliki tingkat kompetisi yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan suatu kebijakan yang meliputi competition policy, consumer protection, Intellectual Property Rights (IPR), taxation, dan e-commerce.

Ketiga, MEA akan menjadi kawasan yang memiliki perkembangan ekonomi yang merata, dengan menjadikan UMKM sebagai prioritasnya. Hal ini akan meningkatkan daya saing serta dinamisme UMKM untuk pengembangan usaha. UMKM akan difasilitasi dengan informasi–informasi terkini mengenai kondisi pasar, SDM, Teknologi, pengembangan usaha, dan sebagainya.

Keempat, MEA akan menjadi kawasan terintegrasi secara penuh terhadap perekonomian global dengan menciptakan sistem untuk peningkatan koordinasi di antara negara anggota.

Oleh karena itu, MEA akan menjadi kesempatan yang baik untuk menggenjot perdagangan RI karena hambatan perdagangan cenderung berkurang, atau bahkan menjadi tidak ada. Hal ini akan berdampak pada peningkatan ekspor, yang pada akhirnya akan meningkatkan PDB Indonesia.

Menghadapi MEA, pemerintah terus berupaya meningkatkan daya saing produk unggulan maupun nonunggulan Indonesia. Pemerintah terus mengembangkan industri berbasis nilai tambah, salah satunya dengan melakukan penghiliran produk.

Dari sisi hulu, Indonesia sudah menjadi produsen yang dapat diandalkan, mulai dari pertanian, kelautan dan perkebunan. Akan tetapi, tidak semua produk tersebut sampai ke hilir untuk mengurangi impor barang jadi.

Dari sisi liberalisasi perdagangan, produk Indonesia tidak terlalu menghadapi masalah sebab hampir 80% perdagangan Indonesia sudah bebas hambatan. Bahkan, ekonomi yang berbasis kerakyatan atau UMKM berpeluang menembus pasar negara Asean dengan diterapkannya MEA.

Upaya pemerataan pembangunan yang terus dilakukan pemerintah, termasuk membentuk kluster untuk pembinaan UMKM agar memiliki daya saing, akan membuat pusat pertumbuhan ekonomi di masa depan bukan hanya terpusat di Jawa saja, tetapi juga di luar Jawa.

Sektor-sektor yang akan menjadi unggulan Indonesia saat ini dalam menghadapi MEA adalah sumber daya alam (SDA), teknologi informasi, dan ekonomi kreatif. Ketiga sektor ini merupakan sektor terkuat Indonesia jika dibandingkan dengan negara-negara Asean yang lain. Kendati demikian, pemerintah juga akan terus berupaya meningkatkan daya saing di sektor manufaktur.  

Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai Masyarakat Ekonomi Asean, Kementerian Perdagangan telah membuka Asean Economic Community Center di Gedung 1 Lantai 4 Kementerian Perdagangan. Selain itu, untuk mendapatkan informasi peluang pasar di negara-negara Asean, pelaku usaha dapat berkunjung ke Customer Service Center Ditjen PEN di Lantai 2 Gedung Utama Kementerian Perdagangan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

mea 2015 mea 2015
Editor : Sutarno

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini Lainnya

    back to top To top