Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PROYEK BUMN: Broker Lokal terlempar

JAKARTA---Broker asuransi lokal mengeluhkan jarang dilibatkan ke dalam proyek-proyek milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Broker asing dianggap lebih sering dilibatkan ke dalam proyek tersebut.

JAKARTA---Broker asuransi lokal mengeluhkan jarang dilibatkan ke dalam proyek-proyek milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Broker asing dianggap lebih sering dilibatkan ke dalam proyek tersebut.

Ketua Asosiasi Perusahaan Pialang Asuransi dan Reasuransi Indonesia (Apparindo) Nanan Ginanjar mengatakan broker lokal sekarang lebih banyak terlibat dalam proyek swasta. “Sekitar 90% lebih broker lokal di proyek swasta,” kata Nanan kepada Bisnis, Senin (21/1/2013).

Nanan mengaku pernah menyampaikan hal itu ke Badan Pelaksana Minyak Gas dan Bumi (BP Migas) sewaktu masih berdiri, tetapi belum mendapat tanggapan yang signifikan. Menurutnya, kurang dilibatkannya broker lokal menyebabkan pertumbuhan bisnis pialang asuransi stagnan.

Nanan mengatakan sejak 2010 sampai 2012 pertumbuhan bisnis broker asuransi hanya sekitar 10% sampai 11%. Pada 2013, Nanan juga belum optimis bisnis broker asuransi lokal dapat mengalami pertumbuhan signifikan.

“Kemungkinan tidak lebih dari 12%. Situasi bisnisnya tidak banyak berkembang,” kata Nanan.

Menurutnya, tidak jarang broker lokal dianggap kurang mampu apabila hendak dilibatkan dalam proyek BUMN.

Maka dari itu, Nanan berharap, BUMN memberikan edukasi praktis, bukan hanya teoritis, kepada broker lokal. Salah satu caranya adalah pelibatan langsung ke dalam proyek BUMN. “Sharing-lah. Jangan hanya broker asing yang dilibatkan,” katanya.

Perusahaan pialang asuransi asing di Indonesia antara lain Marsh Indonesia, Aon Indonesia, Willis Indonesia dan Jardine Lloyd Thompson. Nanan mengatakan saat ini ada 138 perusahaan pialang asuransi dan 24 perusahaan pialang reasuransi.

Meskipun begitu, bukan berarti tidak ada sama sekali broker lokal yang terlibat dalam proyek BUMN. Nanan mengatakan porsinya masih kecil yakni sekitar 10%. “Biasanya juga dengan anak perusahaan,” kata Nanan. (msb)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Martin-nonaktif
Sumber : Yodie Hardiyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper